Apa itu Cumulative Layout Shift (CLS): Simak Penjelasannya

pa itu Cumulative Layout Shift (CLS)_ Simak Penjelasannya

Apa itu Cumulative Layout Shift?

Cumulative Layout Shift adalah metrik yang digunakan untuk mengukur stabilitas visual suatu halaman web. Metrik ini menunjukkan seberapa sering elemen-elemen dalam halaman bergeser secara tiba-tiba selama proses pemuatan atau interaksi pengguna. Skor CLS dihitung berdasarkan total perubahan posisi elemen yang terjadi, baik saat halaman dimuat pertama kali maupun ketika pengguna melakukan tindakan seperti menggulir atau mengklik tombol.

Jika sebuah halaman mengalami CLS yang tinggi, artinya elemen-elemen di dalamnya sering berpindah tempat secara mendadak. Hal ini dapat mengganggu pengalaman pengguna karena membuat mereka kesulitan membaca konten, menekan tombol yang salah, atau bahkan menyebabkan ketidaksengajaan dalam melakukan transaksi. Oleh karena itu, memahami dan mengoptimalkan CLS sangat penting bagi pengembang web untuk memastikan tampilan halaman tetap stabil dan nyaman digunakan.

Salah satu contoh dari CLS yang buruk adalah ketika sebuah halaman web menampilkan gambar atau iklan yang dimuat belakangan, sehingga elemen lain yang sudah ada sebelumnya terdorong ke bawah atau ke samping secara tiba-tiba. Pergeseran seperti ini dapat membuat pengguna frustrasi dan meninggalkan situs lebih cepat.

Dengan mengoptimalkan CLS, pengembang dapat meningkatkan keterlibatan pengguna, memperbaiki kecepatan akses halaman, dan meningkatkan performa SEO. Teknik yang bisa digunakan untuk mengurangi CLS antara lain adalah menetapkan ukuran elemen gambar dan iklan secara eksplisit, menghindari pemuatan konten dinamis yang tiba-tiba, serta memastikan bahwa elemen interaktif tidak berubah posisi setelah halaman dimuat sepenuhnya.

Semakin rendah nilai CLS, semakin baik stabilitas tampilan halaman, sehingga pengalaman pengguna menjadi lebih nyaman dan memuaskan.

Nilai Cumulative Layout Shift yang Bagus

Cumulative Layout Shift adalah metrik yang mengukur stabilitas visual sebuah halaman web. Semakin tinggi nilai Cumulative Layout Shift, semakin banyak pergeseran tata letak yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga. Hal ini dapat menyebabkan pengalaman pengguna terganggu, terutama ketika elemen penting seperti tombol atau teks berpindah posisi saat halaman dimuat.

Sebaliknya, halaman web yang memiliki tata letak yang stabil cenderung mendapatkan nilai Cumulative Layout Shift yang rendah, bahkan bisa mencapai nol jika tidak ada elemen yang berubah posisi secara mendadak. Oleh karena itu, menjaga nilai Cumulative Layout Shift dalam batas yang direkomendasikan sangat penting untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan optimasi SEO.

Google telah menetapkan standar nilai CLS sebagai bagian dari metrik Core Web Vitals, yang digunakan untuk menilai performa sebuah website:

  • Bagus – Nilai Cumulative Layout Shift kurang dari 0,1 dianggap ideal dan menunjukkan bahwa tata letak halaman sudah cukup stabil tanpa pergeseran yang mengganggu.
  • Perlu Peningkatan – Nilai Cumulative Layout Shift antara 0,1 hingga 0,25 menunjukkan bahwa masih terdapat pergeseran elemen yang dapat mengurangi kenyamanan pengguna. Perbaikan diperlukan untuk mengurangi pergerakan elemen yang tidak terduga.
  • Buruk – Nilai Cumulative Layout Shift lebih dari 0,25 dianggap buruk dan dapat berdampak negatif terhadap peringkat pencarian di Google serta pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Perlu diketahui bahwa nilai Cumulative Layout Shift tidak selalu sama untuk setiap halaman dalam satu website. Setiap halaman bisa memiliki skor yang berbeda tergantung pada elemen yang dimuat di dalamnya. Selain itu, perangkat yang digunakan untuk mengakses halaman juga berpengaruh terhadap nilai Cumulative Layout Shift.

Pergeseran tata letak yang terjadi pada layar perangkat seluler sering kali lebih berdampak dibandingkan pada layar desktop. Hal ini karena layar yang lebih kecil membuat pengguna lebih mudah terdampak oleh perubahan posisi elemen. Oleh karena itu, memastikan nilai Cumulative Layout Shift tetap rendah di berbagai perangkat, terutama pada mobile, sangat penting untuk memastikan pengalaman pengguna yang optimal.

Dengan memahami dan mengoptimalkan Cumulative Layout Shift, pemilik website dapat meningkatkan kecepatan pemuatan halaman, mengurangi tingkat bounce rate, serta meningkatkan peluang mendapatkan peringkat yang lebih baik di hasil pencarian Google.

Pentingnya Cumulative Layout Shift bagi Sebuah Website

Cumulative Layout Shift merupakan salah satu metrik utama dalam Core Web Vitals yang dikembangkan oleh Google untuk menilai kualitas pengalaman pengguna di sebuah website. Metrik ini berfungsi untuk mengukur seberapa sering elemen-elemen dalam halaman berpindah posisi secara tiba-tiba, yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung. Oleh karena itu, memahami dan mengoptimalkan Cumulative Layout Shift sangat penting agar sebuah website dapat berfungsi dengan baik dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih stabil.

Salah satu alasan utama mengapa Cumulative Layout Shift sangat penting adalah karena berpengaruh langsung terhadap interaksi pengguna di dalam sebuah halaman web. Ketika pengunjung mengakses website dan mendapati elemen-elemen seperti tombol, teks, atau gambar berpindah posisi secara mendadak, hal ini bisa menyebabkan kebingungan dan frustrasi. Misalnya, jika seorang pengguna ingin mengklik tombol tertentu tetapi tombol tersebut tiba-tiba bergeser, mereka bisa saja tanpa sengaja mengklik elemen lain yang tidak diinginkan.

Selain mengganggu pengalaman pengguna, nilai Cumulative Layout Shift yang buruk juga dapat berdampak negatif terhadap performa website secara keseluruhan. Pergeseran elemen yang tidak stabil dapat membuat pengunjung cepat meninggalkan situs, yang pada akhirnya meningkatkan bounce rate dan mengurangi waktu kunjungan mereka. Jika ini terjadi secara terus-menerus, maka tingkat keterlibatan pengguna akan menurun, yang dapat berdampak buruk pada trafik website.

Lebih jauh lagi, Cumulative Layout Shift juga memiliki peran penting dalam optimasi mesin pencari atau SEO. Google telah menjadikan Cumulative Layout Shift sebagai salah satu faktor dalam algoritma pemeringkatan pencarian. Artinya, website dengan Cumulative Layout Shift yang buruk cenderung mendapatkan peringkat yang lebih rendah dibandingkan dengan website yang memiliki tampilan lebih stabil dan responsif. Oleh karena itu, mengurangi Cumulative Layout Shift dapat membantu website mendapatkan peringkat yang lebih baik di hasil pencarian Google dan meningkatkan visibilitasnya di mesin pencari.

Dengan kata lain, optimasi Cumulative Layout Shift bukan hanya tentang memperbaiki tampilan website agar lebih rapi dan nyaman, tetapi juga tentang meningkatkan performa secara keseluruhan. Dengan mengurangi pergeseran elemen yang tidak diinginkan, website akan lebih cepat diakses, lebih mudah digunakan, dan lebih disukai oleh pengguna serta mesin pencari.

Itulah alasan mengapa Cumulative Layout Shift sangat penting bagi sebuah website. Jika ingin meningkatkan kualitas pengalaman pengguna dan performa SEO, maka memastikan nilai Cumulative Layout Shift tetap rendah adalah langkah yang harus dilakukan oleh setiap pemilik dan pengembang website.

Baca Juga: Apa itu Long Tail Keyword dan Manfaatnya untuk SEO

Cara Optimasi Cumulative Layout Shift

Cumulative Layout Shift merupakan salah satu metrik dalam Core Web Vitals yang perlu dioptimalkan untuk memastikan stabilitas tata letak halaman web. Jika nilai Cumulative Layout Shift terlalu tinggi, pengguna dapat mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan website, seperti elemen yang berpindah tiba-tiba atau tombol yang bergeser dari posisinya. Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa teknik optimasi yang dapat diterapkan agar tata letak tetap stabil dan nyaman bagi pengguna.

1. Menentukan Dimensi Gambar, Video, dan Iklan

Menentukan dimensi gambar dan video merupakan langkah penting dalam mengoptimalkan Cumulative Layout Shift. Jika elemen media tidak memiliki ukuran yang sudah ditentukan sebelumnya, browser akan mengalami kesulitan dalam menampilkan konten secara stabil, yang bisa menyebabkan pergeseran tata letak. Oleh karena itu, setiap gambar dan video yang dimuat dalam halaman harus memiliki atribut width dan height yang jelas.

Selain gambar dan video, elemen iklan juga sering menjadi penyebab utama Cumulative Layout Shift. Iklan yang muncul secara tiba-tiba atau memaksa elemen lain bergeser dapat mengganggu pengalaman pengguna. Untuk mengatasi hal ini, pengembang bisa menetapkan min-height dan min-width pada elemen iklan menggunakan CSS. Dengan menetapkan ruang khusus untuk iklan, halaman tidak akan mengalami pergeseran saat iklan dimuat.

Penerapan dimensi yang konsisten pada semua elemen media membantu menciptakan tampilan yang lebih stabil, mengurangi kejutan visual, dan memastikan pengalaman pengguna tetap optimal.

2. Mengoptimalkan Penggunaan Font

Pemilihan dan pengaturan font juga berperan dalam optimasi Cumulative Layout Shift. Salah satu penyebab pergeseran tata letak adalah perubahan font yang terjadi ketika halaman sudah dimuat tetapi font khusus belum tersedia. Saat font kustom diterapkan, teks dapat mengalami perubahan ukuran atau gaya, menyebabkan elemen di sekitarnya berpindah tempat.

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang dapat diterapkan:

  • Gunakan Font yang Dapat Dimuat dengan Cepat – Pilih font yang memiliki waktu pemuatan rendah untuk menghindari perubahan mendadak pada teks.
  • Gunakan Preload untuk Font Utama – Dengan menetapkan preload untuk font utama, browser akan mengutamakan pemuatan font tersebut sebelum menampilkan halaman, sehingga mengurangi risiko perubahan tata letak.
  • Tetapkan Fallback Font yang Mirip – Menentukan font cadangan (fallback font) yang memiliki ukuran dan bentuk serupa dengan font utama dapat membantu mengurangi perbedaan signifikan dalam tampilan teks saat font utama belum dimuat sepenuhnya.

Optimasi font ini tidak hanya membantu menjaga stabilitas Cumulative Layout Shift, tetapi juga meningkatkan performa rendering halaman secara keseluruhan.

3. Meninjau dan Mengelola Konten yang Dimuat Secara Dinamis

Konten dinamis yang dimuat setelah halaman ditampilkan dapat menjadi salah satu penyebab utama Cumulative Layout Shift. Elemen seperti notifikasi pop-up, formulir yang muncul secara otomatis, atau elemen yang dimuat dengan AJAX dan JavaScript sering kali menyebabkan perubahan tata letak secara tiba-tiba, mengganggu stabilitas halaman.

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Sediakan Ruang Khusus untuk Konten Dinamis – Jika website memuat elemen baru setelah halaman dimuat, pastikan ada ruang yang sudah disiapkan agar elemen tersebut tidak menggeser konten lain.
  • Gunakan Animasi yang Halus dan Terkendali – Jika sebuah elemen perlu ditampilkan setelah halaman dimuat, gunakan efek transisi yang lembut untuk mengurangi dampak perubahan tata letak yang tiba-tiba.
  • Hindari Pemunculan Elemen yang Tak Terduga – Jangan menambahkan elemen baru yang langsung muncul tanpa memberi tahu pengguna, terutama jika elemen tersebut menggeser konten utama.

Dengan memastikan bahwa konten dinamis tidak mengganggu stabilitas halaman, pengguna dapat merasakan pengalaman yang lebih nyaman saat mengakses website.

Manfaatkan Juga Layanan kami: Jasa SEO

Berapa Skor Cumulative Layout Shift (CLS) yang Bagus?

Skor Cumulative Layout Shift (CLS) yang rendah menandakan bahwa tata letak halaman website tetap stabil selama proses pemuatan dan interaksi pengguna. Halaman yang memiliki Cumulative Layout Shift yang baik akan memberikan pengalaman yang lebih nyaman karena elemen-elemen di dalamnya tidak berpindah secara tiba-tiba.

Google telah menetapkan standar untuk Cumulative Layout Shift sebagai bagian dari Core Web Vitals. Standar ini digunakan untuk membantu pemilik website dalam mengukur dan mengoptimalkan stabilitas tampilan halaman mereka. Berikut adalah kategori skor Cumulative Layout Shift berdasarkan pedoman Google:

1. Skor Bagus

  • Nilai Cumulative Layout Shift kurang dari 0,1 dianggap sangat baik.
  • Halaman dengan skor ini menunjukkan bahwa elemen-elemen dalam tata letak tetap stabil tanpa pergeseran yang mengganggu.
  • Website dengan Cumulative Layout Shift yang rendah cenderung memberikan pengalaman pengguna yang optimal dan lebih disukai oleh Google dalam hal SEO.

2. Perlu Peningkatan

  • Jika skor Cumulative Layout Shift berada di antara 0,1 hingga 0,25, artinya masih terdapat beberapa pergeseran tata letak yang dapat mengganggu pengalaman pengguna.
  • Pemilik website perlu melakukan perbaikan untuk mengurangi pergerakan elemen yang tidak diinginkan, seperti mengoptimalkan gambar, font, dan iklan agar tidak menyebabkan perubahan posisi elemen lainnya.
  • Peningkatan dalam aspek ini dapat membantu website mendapatkan peringkat yang lebih baik di hasil pencarian.

3. Buruk

  • Skor Cumulative Layout Shift lebih dari 0,25 dianggap buruk dan dapat berdampak negatif terhadap pengalaman pengguna serta peringkat website di Google.
  • Nilai CLS yang tinggi menunjukkan bahwa tata letak halaman mengalami banyak perubahan mendadak yang dapat membingungkan pengguna, meningkatkan bounce rate, dan menurunkan tingkat konversi.
  • Website dengan Cumulative Layout Shift yang tinggi harus segera dioptimalkan agar pengguna tidak merasa frustrasi saat mengakses halaman.

Faktor yang Mempengaruhi Skor CLS

Penting untuk dipahami bahwa skor Cumulative Layout Shift dapat bervariasi di setiap halaman website. Beberapa faktor yang mempengaruhi skor CLS antara lain:

  1. Jenis Perangkat yang Digunakan

    • Pengguna desktop mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh pergeseran elemen, tetapi di perangkat seluler, perubahan tata letak dapat terasa lebih signifikan karena layar yang lebih kecil.
    • Oleh karena itu, optimasi Cumulative Layout Shift harus dilakukan dengan mempertimbangkan pengalaman di berbagai perangkat.
  2. Kecepatan Pemuatan Halaman

    • Halaman yang lambat memuat elemen secara bertahap dapat meningkatkan risiko Cumulative Layout Shift, terutama jika gambar, video, atau iklan muncul secara tiba-tiba tanpa ruang yang sudah dialokasikan sebelumnya.
  3. Konten yang Dimuat Secara Dinamis

    • Konten yang ditambahkan secara asinkron setelah halaman dimuat, seperti iklan, notifikasi pop-up, atau elemen interaktif lainnya, dapat menyebabkan perubahan posisi elemen lain, yang berdampak pada skor Cumulative Layout Shift.

Kesimpulan

Cumulative Layout Shift (CLS) adalah salah satu metrik penting dalam Core Web Vitals yang digunakan untuk mengukur stabilitas tata letak halaman website. Skor CLS yang rendah menunjukkan bahwa elemen-elemen dalam halaman tidak mengalami pergeseran yang mengganggu, sehingga memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Google telah menetapkan standar CLS yang terbagi menjadi tiga kategori: bagus (≤0,1), perlu peningkatan (0,1–0,25), dan buruk (>0,25). Website dengan nilai CLS yang tinggi dapat mengalami penurunan peringkat pencarian, peningkatan bounce rate, dan berkurangnya tingkat keterlibatan pengguna.

Faktor-faktor seperti jenis perangkat, kecepatan pemuatan halaman, dan konten dinamis sangat mempengaruhi CLS. Oleh karena itu, pemilik website harus menerapkan strategi optimasi, seperti menetapkan dimensi gambar dan iklan, menggunakan preload untuk font, serta mengelola konten dinamis agar tidak menyebabkan perubahan tata letak yang tiba-tiba.

Dengan mengoptimalkan Cumulative Layout Shift, website akan lebih stabil, ramah pengguna, dan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik di mesin pencari. Oleh karena itu, menjaga skor CLS tetap rendah harus menjadi prioritas bagi setiap pemilik dan pengembang website yang ingin meningkatkan performa dan kenyamanan bagi pengunjungnya.

FAQ: Apa itu Cumulative Layout Shift (CLS): Simak Penjelasannya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Head Creative

Digital Agency Indonesia

We serve many scopes of your business, this is your Digital One Stop Shopping. Among them: Website Development Services, SEO Services, Logo Creation Services, Branding, Social Media Management to Media Publications.